Selasa, 11 Desember 2012
What Should I Do (kata pengantar)
hai!
sebelumnya gue minta maaf karena nggak ngasih tau dari awal. buat yang baca blog gue, terutama postingan "What Shoul I Do" itu cerita karangan gue sendiri. asli binti original (jenis kelaminnya kebetulan cewek).
ini bukan curhatan gue, melainkan pemikiran dan imanjinasi gue dalam merasakan suatu hal dan keadaan. dan ada beberapa part atau keadaan yang sama dengan keadaan gue, berarti nggak semuanya sama dengan kehidupan gue ya.
so, enjoy this cerpang! (cerita panjang) :)
sebelumnya gue minta maaf karena nggak ngasih tau dari awal. buat yang baca blog gue, terutama postingan "What Shoul I Do" itu cerita karangan gue sendiri. asli binti original (jenis kelaminnya kebetulan cewek).
ini bukan curhatan gue, melainkan pemikiran dan imanjinasi gue dalam merasakan suatu hal dan keadaan. dan ada beberapa part atau keadaan yang sama dengan keadaan gue, berarti nggak semuanya sama dengan kehidupan gue ya.
so, enjoy this cerpang! (cerita panjang) :)
Minggu, 25 November 2012
What Should I Do? (II)
Suatu hari ketika ku hendak pergi ke sekolah, aku sudah terlebih dahulu ribut dengan ibuku
hanya karena kebiasaan wajahku yang masam karena aku sedang memikirkan
masalahku disekolah. Aku dan ibu memang tidak pernah cocok. Ibu jarang sekali
mengerti keadaanku. Aku jarang sekali berkomunikasi dengan ibuku karena aku
seorang yang pendiam, tidak suka mengeluh dan tertutup. Tidak seperti Ibuku
yang sering mengeluh dan basa-basi. Itu yang aku tidak suka dari Ibuku. Ibuku
juga terkadang suka berbohong padaku, bahkan dengan yang lain. Aku tidak tahu
apa alasannya. Aku pernah menganggap Ibu berbohong karena aku tahu Ibu sering
berbohong dan aku sudah besar, aku bukanlah anak kecil yang mudah dibohongi.
Aku sering menuduh Ibu berbohong dan memperingatkan agar Ibu jangan suka
berbohong tetapi yang ada malah ribut dan aku disuruh ikut saja dengan Ayahku.
Aku pikir, secara terimplisit Ibu mengusirku. Katanya, Ia sudah tidak sanggup
lagi mengurusku. Tetapi tidak aku hiraukan. Aku tetap tinggal bersama Ibuku. Karena
aku berangkat dengan keadaan emosi, aku mengemudikan kendaraanku dengan
kecepatan menuju ke sekolah. Tidak peduli dijalan aku akan terjadi kecelakaan
atau tidak. Sialnya, di tengah perjalan aku harus menghadapi macet.
Sesampainya didepan sekolah, aku melihat bahwa pintu gerbang
akan segera ditutup. Aku langsung memacu kendaraanku dan berteriak pada Pak
satpam agar tidak ditutup dahulu. Hampir saja aku menabrak Pak satpam ketika
hendak menutup pintu gerbang. Setelah berhasil masuk lagsung ku parkirkan
kendaraanku dan menuju ke area dalam sekolah untuk absen sidik jari. Penampilanku
pada saat itu sangat berantakan. Lupa memakai ikat pinggang, dasi tidak rapi,
rambut pun berantakan. Ketika aku absen, ada petugas STP2K yang memperhatikanku
dan mengetahui bahwa aku tidak mengenakan ikat pinggang. Aku pun dihukum untuk
push-up sebanyak 15 kali. Aku pun melaksanakannya, tetapi belum genap 15 kali
ketika petugas STP2K tersebut sedang memperhatikan siswa yang lain aku kabur
menuju ke ruang kelasku.
Sesampainya diruang kelas, aku melihat guruku sudah mulai
mengajar. Aku mengetuk pintu dan meminta izin masuk. Aku pun di izinkan masuk
dan langsung disuruh mempresentasikan hasil pekerjaan rumahku. Aku lupa jika
ada PR, bahkan apa PR tersebut pun aku tidak tahu. Sungguh berantakan. Hidupku
berantakan, sekolahku berantakan, bahkan sampai penampilanku pun berantakan.
Aku langsung mengambil buku tugas dan buku catatanku dan aku langsung ingat apa
PRnya. Setelah aku membaca buku catatanku sejenak, dengan percaya diri aku
mempresentasikan hasil pekerjaan rumahku. Untung Pr tersebut mudah bagiku.
Prnya adalah membuat sebuah setting drama dipantai.
Dengan berpegang buku tugasku yang masih kosong, otak dan
kepercayaan diriku, aku maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
pekerjaanku. Aku disuruh membacakannya oleh gurukku, tetapi karena tidak ada
yang dapat aku baca, aku hanya dapat berpura-pura membaca, berfikir dan asal
berbicara untuk menjawab tugas yang guruku berikan. Dengan sedikit putus-putus
dalam menjawabnya. Karena sebenarnya diriku adalah sesosok orang yang humoris,
jadi aku sering menyeleweng dan meninggalkan bekas lucu. Tetapi tidak banyak
orang yang tahu terutama keluargaku.
Setelah ku mempresentasikan pekerjaanku, guruku memangilku
untuk mengecek hasil pekerjaanku dibuku tugasku dan diberinya nilai. Tadinya
aku tidak mau menuruti perintahnya, tetapi dengan terpaksa, dengan ragu aku
menghampirinya dan menyerahkan buku tugasku. Persis dengan apa yang ku tebak.
Guruku kaget melihat buku tugasku. Dibolak-baliknya kertas kosong yang terdapat
pada buku tugasku tersebut.
“mana hasil pekerjaanmu yang kamu persentasikan Tantri?”
tanyanya
“ada disitu kan pak?” jawabku agak ragu sambil menujuk buku
tugasku
“mana? Tidak ada? Kamu membohongi saya ya?”
“maaf pak..”
“oh.. pintar ya kamu. Bisa mengerjakan tugas secara langsung
dengan hanya membaca tugas dan latihan kemarin secara sekejap. Cerdas.”
“te..ter.. terimakasih pak” jawabku terbata-bata
“tetapi tidak begini caranya! Kamu membohongi saya!” bentaknya
“a..am..ampun pak” jawabku ketakutan
“kembali ke tempat dudukmu!” perintahnya
“baik pak” jawabku
Lalu aku kembali ke bangkuku dan
duduk. Aku melihat semua teman-temanku
melihatku dengan berbagai tatapan. Ada yang terlihat melihatku dengan kasihan,
kecewa, bahkan melihatku dengan pandangan yang tidak enak dan menganggapku anak
yang buruk. Ini membuatku bertambah tidak betah dengan kelasku. Apalagi jika
mereka sedang bergosip. Walaupun tidak membicarkanku, tetapi menurutku mereka
terlalu mengurusi kehidupan orang lain. Aku tidak habis pikir mengapa mereka
seperti itu. Menurutku, biarlah orang seperti itu untuk apa kita membicarakan
kejelekan dan kehidupannya? Tidak guna.
Kamis, 22 November 2012
Do you feel like this?
mungkin kalian pernah berfikir untuk pergi dari rumah dan tak ingin pulang. ingin merasakan hidup sendiri, melakukan apapun sendiri dengan keinginan sendiri. dan itu biasa terjadi pada anak-anak yang sering mempunyai masalah keluarga sehingga tidak betah di rumah. tetapi tahukah kalian hidup sendiri tidak sepenuhnya menyenangkan. hidup sendiri karena ego itu hanya dapat menghasilkan kesenangan sementara.
begitu banyak anak yang ingin minggat bahkan sudah melakukannya. jika kalian pernah? apa yang kalian rasakan dan bagaimana akhirnya? saya yakin, setiap orang mempunyai cerita masing-masing. jujur, sue nggak pernah minggat. gue udah sering sendiri dan untuk apa minggat?
pernah suatu ketika, tepatnya hari ini, ini sangat berbeda dari yang sebelumnya. di gue sedang tidak sendiri, ada mama dan nenek gue. sepertinya gue sudah sering ribut sama mama, tapi itu hanya hal sepele dan mudah untuk dilupakan.
hari ini pagi-pagi gue udah ribut sama mama. gue pun yang biasanya berangkat sekolah diantar, gue berangkat sendiri dengan menggunakan sepeda motor. di jalan gue gue cuman bisa nangis sambil mengendarai sepeda motor gue dan terlintas, gue nggak mau pulang. tapi gue mau kemana kalau nggak pulang? ke rumah teman? jujur gue nggak suka ngrepotin. ke rumah keluarga lain? rasanya nggak mungkin numpang dan ketika ditanya apa alasannya dan gue akan menjawab, "mama menyebalkan".
sesampainya di sekolah, gue masih bisa lega karena dapat menghabiskan sebagian waktu gue. dan mulai bingung ketika jam sekolah usai. pulang. ya pulang. hampir semua orang di sekolah akan pulang ke rumah masing-masing. sedangkan gue? gue ingin pulang, tapi kemana? gue bingung.
biasanya jika tidak ada yang dikerjakan di sekolah, pulang sekolah gue akan langsung pulang ke rumah. tetapi ini tidak. gue sedikit menulur waktu sampai gue putuskan untuk ke rumah tante. ya, gue sering nginep di rumah tante karena gue juga terkadang malas untuk terus-terusan di rumah sedirian.
di perjalanan, gue ngebut karena masih terbawa sedikit emosi gue tadi pagi.disamping gue emosi dan ngebut, gue terpikirkan masalah tadi pagi. hampir sampai di rumah tante, tangan gue lemas dan rasanya ingin melepaskan kedua tangan gue dari stang motor gue sambil memejamkan mata dan badan yang mulai sedikit lemas. tetapi tiba-tiba aku tersadar. gue harus tetap baik-baik saja. masih ada nyokap yang kerja untuk gue sayang sama gue, bokap yang kerja juga jauh diluar kota dan sangat merindukan gue, kakak yang walaupun begitu gue yakin dia sayang sama gue. gue bersyukur punya kakak seperti itu.
jadi begini, kita haarus berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu. kita harus memikirkan apa akibat dari yang kita lakukan. ya walaupun tidak tersurat dalam tulisan ini. tetapi gue yakin kalian mengerti.
sekian.
begitu banyak anak yang ingin minggat bahkan sudah melakukannya. jika kalian pernah? apa yang kalian rasakan dan bagaimana akhirnya? saya yakin, setiap orang mempunyai cerita masing-masing. jujur, sue nggak pernah minggat. gue udah sering sendiri dan untuk apa minggat?
pernah suatu ketika, tepatnya hari ini, ini sangat berbeda dari yang sebelumnya. di gue sedang tidak sendiri, ada mama dan nenek gue. sepertinya gue sudah sering ribut sama mama, tapi itu hanya hal sepele dan mudah untuk dilupakan.
hari ini pagi-pagi gue udah ribut sama mama. gue pun yang biasanya berangkat sekolah diantar, gue berangkat sendiri dengan menggunakan sepeda motor. di jalan gue gue cuman bisa nangis sambil mengendarai sepeda motor gue dan terlintas, gue nggak mau pulang. tapi gue mau kemana kalau nggak pulang? ke rumah teman? jujur gue nggak suka ngrepotin. ke rumah keluarga lain? rasanya nggak mungkin numpang dan ketika ditanya apa alasannya dan gue akan menjawab, "mama menyebalkan".
sesampainya di sekolah, gue masih bisa lega karena dapat menghabiskan sebagian waktu gue. dan mulai bingung ketika jam sekolah usai. pulang. ya pulang. hampir semua orang di sekolah akan pulang ke rumah masing-masing. sedangkan gue? gue ingin pulang, tapi kemana? gue bingung.
biasanya jika tidak ada yang dikerjakan di sekolah, pulang sekolah gue akan langsung pulang ke rumah. tetapi ini tidak. gue sedikit menulur waktu sampai gue putuskan untuk ke rumah tante. ya, gue sering nginep di rumah tante karena gue juga terkadang malas untuk terus-terusan di rumah sedirian.
di perjalanan, gue ngebut karena masih terbawa sedikit emosi gue tadi pagi.disamping gue emosi dan ngebut, gue terpikirkan masalah tadi pagi. hampir sampai di rumah tante, tangan gue lemas dan rasanya ingin melepaskan kedua tangan gue dari stang motor gue sambil memejamkan mata dan badan yang mulai sedikit lemas. tetapi tiba-tiba aku tersadar. gue harus tetap baik-baik saja. masih ada nyokap yang kerja untuk gue sayang sama gue, bokap yang kerja juga jauh diluar kota dan sangat merindukan gue, kakak yang walaupun begitu gue yakin dia sayang sama gue. gue bersyukur punya kakak seperti itu.
jadi begini, kita haarus berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu. kita harus memikirkan apa akibat dari yang kita lakukan. ya walaupun tidak tersurat dalam tulisan ini. tetapi gue yakin kalian mengerti.
sekian.
Wah.. Pinter Dong
Gue
memang bukan orang yang pintar, cerdas bahkan jenius. Karena suatu keadaan yang membuat gue berubah
menjadi turun prestasi dalam nilai dan membuat gue harus melanjutkan pendidikan
menengah atas gue di sebuah sekolah yang biasa aja. Tetapi dengan terjadinya
ini, gue menjadi merasakan semua apa rasanya sekolah di sekolah favorit dan
sekolah yang biasa aja. Rasanya berbeda. Tetapi, inilah akibat yang gue
perbuat.
Rasanya
sekolah di sebuah sekolah yang biasa aja, terkadang membuat pesimis jika
bergaul dengan teman-teman yang sekolah di sekolah favorit, tetapi ada
keberuntungan di nama sekolah gue untuk bahan ngeles. Gue sekolah di SMA 13. Di
kota gue sekolah favoritnya itu SMA 1 dan SMA 3.
“ah,
terkadang gue malu kalo ke mall pake seragam sekolah. Ketemu anak-anak SMA
favorit jadi gimana gitu” keluh temen gue
“ngapain
malu? Kita paling hebat kali. SMA 13 itu levelnya gabungan antara SMA 1 dan SMA
3. So, level sekolah kita lebih tinggi dibanding mereka. Kita lebih favorit dan
sekolah kita sudah pantas menjadi Sekolah Bertaraf Internasional!” ngeles gue
goblok
Terus
misalnya pulang lebih awal alias balik gasik.
“yee...
pulang gasik.. ayo ngemall!” ajak gue
“ah,
malu ah nggak bawa jaket. Bagde lokasinya keliatan” tolak temen gue
“hayah..
tinggal tutup angka satunya atau tiganya biar keliatan anak SMA 1 atau 3 gitu
pake label” suruh gue
“nah,
bagde logonya?”
“didedel
dulu sini” *ambil pisau*
K
Awal
gue SMA berangkat dan pulang sekolah gue diantar jemput oleh Mama. Suatu hari
di hari Rabu sehabis gue ekstrakulikuler Web and Design gue pulang sekolah
dengan di jemput Mama. Tidak seperti biasanya, sebelum pulang ke rumah gue
diajak Mama untuk membeli koran di daerah Ngaliyan.
Sampailah
gue ditempat penjual koran. Ternyata eh ternyata tukang koran tersebut udah
akrab banget sama nyokap. Kayaknya ini langganannya nyokap. Mentang-mentang
udah akrab sama si Emak, gue ditanyain dengan nada sok akrabnya.
“eh..
sekolah dimana dek?” tanyanya sambil senyum-senyum
“di
SMA 13” jawab gue sambil senyum-senyum juga
“apa?
SMA 3? Wah.. pinter dong” jawabnya sambil senyum juga
Gue
diem, gue bengong. Kenapa jadi SMA 3? Keren gila gue sekolah di sana. Gue cuma
membalasnya dengan tawa kecil gue. Gue langsung balik badan agar Bagde lokasi
sekolah gue nggak keliatan dan menggulung dasi gue. Biar nggak ketahuan.
Herannya, Nyokap nggak membenarkan apa yang didengar sang penjual koran
tersebut malah cuek sibuk liat-liat majalah. Entah nggak denger, atau pura-pura
nggak denger? Ya sudahlah, paling tidak gue jadi terlihat keren di mata tukang
koran langganan Mama. Cihuy.
Itu Punya Siapa?
Kalo udah kelas 12 nih, pasti anak-anak pada tobat. Terutama
yang beragama Islam seperti gue, anak-anak yang biasanya kalo istirahat oada
pergi ke kantin sekarang jadi pergi ke mushola atau masjid sekolah. Termasuk
gue, jujur aja gue kalo ibadah terkadang suka bolong. Apalagi shalat dhuhur,
pasti alasannya kalo nggak males karena capek pulang sekolah, pasti langsung
cabut main ketika pulang sekolah.
Jadi di kelas 12 ini gue mau melengkapi shalat gue yang
terkadang suka bolong dan gue sering menyebutnya dengan ‘tobat’. Lhah? Kok tobat? Emangnya nggak pernah shalat
sama sekali ya? ya nggak gitu.. tampang dan perilaku gue memang tidak
mencerminkan orang alim, melainkan kalo teman-teman gue bilang itu ‘gila’.
Kelakuan ‘gila’ gue disini bukanlah kelakuan gue yang suka
lari-lari di koridor kelas cuman pake celana dalem, melainkan kelakuan gue
semena-mena seperti tiba-tiba gue nyanyi sambil goyang-goyang sendiri, sit up
comedy (stand up comedy sambil duduk), dan terkadang ketawa-ketawa sendiri.
Wow, ini mah gangguan jiwa beneran.
Nah, suatu hari ketika gue kelas 12, gue ngajakin temen gue
Dyah buat shalat dhuhur di sekolah pada waktu istirahat kedua. Karena masih
awal-awal dan nggak terbiasa shalat di sekolah bahkan dirumah terkadang masih
sama-sama bolong, maka kami berdua hanya cengangas-cengenges dan berkata
“serius nih mau shalat?” dan inilah
percakapan diatara kami berdua.
“kak, ayo shalat!” ajak gue
“hehehe, beneran?”
“ya beneran! Kelas 12 waktunya tobat”
“wah, mentang-mentang kelas 12 langsung alim nih”
“hahaha, udah PD aja”
“lo bawa mukenah nggak?”
“nggak, tas gue udah penuh haha”
“jaelah, gue bawa mukenah nih.. katanya suruh bawa mukenah”
“udah.. pinjem di mushola aja”
Akhirnya kami berdua pun pergi ke mushola dengan PDnya
sambil cengangas-cengenges dan tampang penuh dosa.
“eh, perasaan tadi lo bawa mukenah sendiri dari rumah deh”
“halah, aku juga pinjem mushola aja ah”
“lho, gimana sih?” gue bingung
Sesampainya di sekolah perbuatan dosa gue mulai muncul
“wah, mau pinjem mukenah penuh banget begitu. Pasti entar dapetnya yang
jelek nih” keluh Dyah
“nggak dari tadi sih kesininya”
Tak lama kemudian gue muncul ide jahat. (heran, di mushola
aja masih ada setan yang ngeganggu)
“ah, aku punya ide kak”
“apaan?”
“kamu tau mukenah yang di depan situ? Paling mukenah itu
hasil pinjem sekolah. Keliatan kusut begitu”
“lha terus?”
“ya kita ambil aja.. kita aku-akuin kalo itu mukenah kita
hasil ambil di lemari mushola”
“kalo ketahuan gimana?”
“ya kita pindah posisi biar nggak ketahuan”
“ah, aku takut ah kak”
“halah, nggak apa, nggak bakal ketahuan”
“ yaudah” jawab Dyah nurut
Kami berdua pun langsung mengambil mukenah yang dituju,
memindahkannya dan mengambil air wudhu. Setelah wudhu kami langsung memakai
mukenah hasil sabotase sambil cengangas cengenges. Tiba-tiba ada adek kelas
nyamperin gue.
“mbak, itu mukenahnya siapa?”
“lhah, punya mushola kan?” jawab gue sambil melirik Dyah
“mukenahku hilang, aku bawa mukenah dari rumah dan mukenahnya sama kayak gini”
“amnesia kali kamu dek. Mungkin tadi dari rumah kamu itu
bawanya sarung. Hahaha” jawab gue cengengesan
“ah, ini mukenahku mbak”
“ah, sukanya ngaku-ngaku deh. Orang ini aku ambil dari
lemari mushola kok”
“masa sih? Coba lihat mukenahnya sini”
“eit, ya nggak bisa dong” tolak gue
“coba di balik mukenahnya, ada namaku nggak?” pinta dia
ngeyel
“ngeyel aja nih”
Gue pun membalik mukenah yang gue pake dan mencari sebuah
nama. Gue diem, gue bengong. Ada sebuah nama “SITI”. Gue melirik name tag adik kelas tersebut. Gue baca “SITI”. Kampret! Ini mukenah bawa dari
rumah ya? kenapa lucek banget begini? Gue kira dari mushola! Kampret super
duper dobel kampret! Gue cengengesan. Melirik ke Dyah yang juga ketawa. Gue
mulai lepas bagian bawah mukenah, lalu atas mukenah, dan kabur meninggalkan
Dyah. Gue langsung nyokor aja tanpa memakai kaos kaki dan sepatu.
Dan semenjak itu, setiap gue shalat di mushola gue selalu
membawa mukenah sendiri.
Sabtu, 03 November 2012
Rumput Liar
Aku rumput liar
Kala mentari menusuk sukma
Ku tersadar
Pagi telah tiba
Ku dengar batu terlempar
Ku bangkit dalam kereta dorong
Ku tatap sekitar
Kosong
Aku rumput liar
Kulit memar
Pandang nanar
Ku menari oleh angin
Melangkah tertatih
Dengan beban di punggung
Ku terseok terhempas
Siapa peduli
Aku rumput liar
Kala gelap tiba
Dingin menusuk kulit
Semesta pun membisu
Sunyi
Tiada menemani
Gelap gelap gelap
Aku pun terlelap
Senin, 08 Oktober 2012
[BIOLOGI] Penyakit Sistem Pernapasan
yang mau slidenya tentang Penyakit Sistem Pernapasan pada Manusia bisa klik disini
Kamis, 30 Agustus 2012
[BIOLOGI] Cara Kerja Enzim
Oke, curhat dulu dikit yaa. Jadi di kelas tuh dikasih tugas Biologi untuk mempersentasikan tentang “Enzim” buat diskusi kelas gitu. Nah persentasinya boleh dengan hanya memakai catatan saja lalu salah satu perwakilan kelompok menerangkan tetapi lebih bagus lagi kalo dibikin mengguakan power point. Nah, langsung deh saya dan kelompok saya dapet tentang “Cara Kerja Enzim”.
Kami mendapatkan giliran terakhir. Karena terdapat 8 kelompok jadi tidak mungkin 2 kali pertemuan semua kelompok dapat mempersentasikan. Kebetulan kelompok saya satu-satunya kelompok yang belum persentasi, jadi pertemuan selanjutya kami persentasi. Ketika hari persentasi kelompok saya tiba, eh.. semua pada lupa atau nggak sadar kalo ada satu kelompok yang belum persentasi. Padahal persentasinya sudah saya bikin sesempurna mungkin dan lebih bagus dari yang lain. Dan saya pun sudah latihan ngomong untuk persentasi! Eh.. malah nggak jadi maju. Padaal sudah saya bela-belain berangkat agak pagi biar bisa dapet video di Youtube. Jadi, saya mau bagi-bagiin persentasi yang saya buat ini. Semoga bermanfaat.
“Cara Kerja Enzim” download disini
Ketinggalan!
Halo halo, Senin 27 Agustus 2012 adalah hari pertama masuk sekolah. Dan hari inilah yang menyebalkan bagi saya dan kododolan saya.
Pertama, kalau hari awal masuk sekolah itu cuman acara Halal Bihalal lalu pulang cepet. Nah ini ndadak ono KBM -_- (pake ada KBM). Mana kantin nggak pada buka pula, yang buka cuman satu. Koperasi juga snacknya masih pada kosong. Hari tersebut merupakan hari kelaparan bagi saya dan teman-teman sekelas khususnya.
KBM ke 5 dan 6, tepatnya waktu KBM Bahasa Inggris itu merupakan anugerah bagi saya. Mengapa? Gurunya nggak masuk men~ jadi agak nyantai, cuman dikasih tugas. Tugasnya dikerjain bareng-bareng, selesainya bareng-bareng, tak lupa lapernya juga bareng-bareng. Ditengah-tengah kelaparan kami ternyata ada anak yang bandel dan dengan beraninya beli makanan di kantin. Saya melihat makanan tersebut di keroyok oleh anak-anak kelas lainnya. Gila.
Bel istirahat kedua berbunyi, Arfan dengan sigapnya langsung pergi ke kantin, dan susul oleh saya, lalu Refita, lalu Dyah. Kami memburu mendoan! Gorengan mamen! Nggak tau, tiba-tiba kok ingin itu. Sukses kami mendapatkan gorengan. Tak beberapa lama Yunita datang meninginkan gorengan. Tapi gagal, gorengan telah tiada. (ini bahasanya kok agak-agak gimana gitu ya?)
Oke, pulang sekolah nih ya sesampainya dirumah saya baru nyadar. Hape saya! Hape saya! Ketinggalan di sekolah kamprett! Kemarin kacamatasaya yang ketinggalan sampai-sampai harus berpisah dengan saya karena liburan Lebaran. Eh.. sekarang malah gantian hape saya yang ketinggalan. Tapi kok saya khawatir ya? ketinggalan atau hilang? Ragu sekali permisah.. takut. Tetapi semoga saja ketinggalan di laci meja ah. Atau kebawa siapa gitu.. teman-teman dekat saya -__- dodol sekali -__-
Berikanlah dia keselamatan. Amien!
Minggu, 26 Agustus 2012
Lontong oh Lontong
Haloo.. selamat lebaran yaa :D gimana kabar angpao kalian? Bisa untuk beli apa saja? Kalau saya sih alhamdulillah udah bisa buat beli rumah. Rumah kelinci.
Oh ya ada sedikit pantun dari saya,
Es Belewah beli di mbak Titin,
Entah ikut pemerintah atau Muhammadiyah pokoknya mohon maaf lahir batin :D
Sorry kalau pantunnya maksa XD
Lebaran tahun ini saya gila makan. Makan lontong! Wuh.. saya suka banget sama itu makanan. Bahkan yang tadinya BB saya 46, dalam satu hari (tepatnya sih setengah hari) BB saya jadi 48 kg! Ih wow
Ini berawal dari makan pagi dulu sebelum shalat ied, ketika makan pagi, saya makan 2 porsi sekaligus. Yaitu lontong sama mie. Kenapa mie? Karena eh karena dari semalem emang udah ngidam makan mie tapi nggak kesampean, sampai mewek saya :’|
Lalu setelah shalat ied, kan halal bihalal tuh, ketika saya kerumah nenek langsung saya serbu jajanan di meja. Kacang, nastar, teh gelas, dll. Lalu saya pergi ke dapur, ada lontong, saya embat. Lontongnya emang Cuma satu, tapi sayurnya yang saya bolak-balik nambah. Habis itu masih makan jajanan dimeja lagi. Wuh..
Lalu ke rumah bude. Disana ada rendang sama lontong. Lagi-lagi lontong. Saya embat. Yang lain Cuma pada ngincipin rendangnya dipiring kecil, kalau saya ambil piring besar, kasih lontong, kasih rendang, embat. Nikmat sekali pemirsa. Bahkan Om saya sampai bertanya heran kepada saya.
“perutmu ada berapa?”
“ada.. 1, 2, 3. Ada tiga” jawabku sambil menunjuk bagian-bagian perut dengan asal
“....” om cuman ngeliatin
“kalo burung kan punya pundi-pundi udara, kalau saya punya pundi-pundi makanan Om..”
“....” tambah bingung, nyengir
Lalu ke rumah bude-bude saya lainnya, saya tidak menemukan lontong, hanya jajanan di meja. Saya embat lagi. Entah kenapa di hari lebaran saya penuh dengan nafsu. Nafsu makan.
Lalu pulanglah saya ke rumah. Yang lain pada tiduran, nonton TV, duduk, saya malah makan lagi. Lontong lagi. Nambah sayur lagi. Mama bilang saya mengerikan.
sekian dari saya, merdeka! *eh?
Selasa, 07 Agustus 2012
saya? anak baru? oh my...
Sekarang saya kelas 12 mamen.. berarti saya itu adalah kakak kelasnya kakak kelas. Nggak ngerti maksudnya? Yasudah lupakanlah.
Nah, jadi di kelas 12 ini tuh ada seorang anak baru. Ya mungkin Anda sudah tau di posting sebelumnya. Dimana awal kelas 12 ini saya kena gosip! Wuh, ini benar-benar gosip yang tidak benar. Dan saya kapok. Ini gara-gara facebook. Sungguh menyebalkan.
Awalnya, ketika hari Jumat 27 Juli 2012, aku, Dyah, Arfan dan Wahyu (anak baru) itu main bareng ngabuburit buat buka bersama. Kami sempat foto-foto gitu.. di rumah, ketika saya sedang melihat-lihat foto waktu main bareng, ada sebuah foto yang menurut saya bagus. Bukan hanya dilihat dari wajah saya yang lagi kebetulan bagus, tapi backgroundnya juga bagus dan saya suka. Langsung deh saya edit. Besoknya saya jadiin Profile Picture di facebook.
Eh.. ternyata eh ternyata gara-gara foto itu, langsung timbul gosip yang membuat saya tidak enak walaupun saya tutupin dengan ekspresi cengar-cengir agar emosi tidak meledak. Sempre, saya dikira pacarnya si anak baru. Sungguh ironi.
Tadinya saya tidak tau mengenai berita ini. Saya tau dari teman saya, Arfan. Ketika ia pulang sekolah, Arfan dan Dyah bicara enam mata dengan saya. Selain Arfan yang menceritakan tentang gosip ini, Dyah juga mengatakan bahwa tadi ada seseorang yang bertanya tentang hubungan saya dengan anak baru dan Profile Picture di facebookku.
Dan Arfan pun langsung memberikan saran untuk mengganti Profile Pictureku. Walaupun sedikit kurang ikhlas, tapi demi kebaikan dan terhindar dari gosip yang berlebih saya pun menghapusnya dan mengganti dengan foto yang lain.
Sebenarnya saya sudah melupakan tentang masalah ini dan menganggap biasa saja. Tetapi lama kelamaan kok sepertinya saya ingin bicara. Ini gara-gara
1. Saya tau bahwa G*** suka sama si anak baru dan dia cemburu melihat my profile picture
2. Kebetulan saya agak deket sama si anak baru. Karena eh karena dia duduk persis dibelakangku dan duduk sebangku dengan Arfan. Otomatis kalo saya dan Dyah ngobrol sama si Arfan, si anak baru juga diajak ngobrol dong
3. Pernah pergi alias main bareng
4. Ternyata fansnya banyaakk! Entah ngefans sama wajahnya atau ngefans sama motornya. Kata teman-teman sih wajahnya lumayan dan motornya juga bagus. Ebuset, matre!
5. Teman saya, Grace tanya sama saya ketika pulang sekolah “kamu pacaran sama anak baru ya?” itu sesuatu sekali pemirsa!
6. Dan mungkin masih banyak lagi yang saya nggak ngerti
Pasti kalian penasaran kan profile picture facebook saya seperti apa? Saya nggak mau upload. Akan saya terangkan saja. Jadi, foto tersebut ada saya yang duduk menghadap ke depan, dan disamping saya (tapi nggak disamping persis.. jadi tempat duduknya tuh persegi gitu bentuknya dan kami duduk di sisi yang berbeda) ada si anak baru yang mengahadap ke samping, lalu di belakang saya ada Dyah yang menghadap ke belakang.
Menurut Anda, apakah foto tersebut terlihat kemesraan diantara kami berdua? Tentu tidak! Kecuali fotonya tuh kami duduk berjejer berdua, sama-sama menghadap ke depan (kamera) sambil pegangan atau rangkulan. Itu baru dapat di curigai bahwa kami mempunyai sebuah hubungan khusus.
Tapi baiklah. Namanya juga anggapan orang. Pasti berbeda-beda. Dan namanya juga gosip pasti di hot-hotin. Sungguh menyebalkan.
Jadi, mulai sekarang, saya akan sedikit menjauh daripada biasanya, akan jarang mengobrol dan jeng-jeng keluar sendiri, mengelak semua pernyataan gosip yang ada dan dipertanyakan kepada saya, dan yah... apa saja yang dapat membuat terhindar dari gosip tersebut. Itu semua tidak benar kawan-kawan. Maafkan aku yang telah khilaf karena tidak memikirkan sampai kesitu dan apa akibatnya. Beneran deh saya nggak ada perasaan apa-apa. Bahkan demi gigi palsu tetangga saya, saya akan menjauhinya demi kalian. Selamat berjuang dan cemungut eaaaaaaaaa~ J
Minggu, 05 Agustus 2012
Kelas Baru Part2
Lanjut dari par1 yahh..
Waktu bersih-bersih kelas, Yunita semoat protes, dan Arfan menjelaskannya. Dan si Arfan pun sempat bilang ke pada saya bahwa duduk sama si anak baru nggak enak. Ia berfikir bahwa si anak baru itu anak yang tidak baik. Kayaknya ngpil. Kriminil. Kok bisa tau? Dilihat dari mukanya katanya. Iya sih.. kalo dilihat-lihat kok agak gimana gitu ya. tapi saya akan mencoba menggalinya melalui pembicaraan ringan. Dan itu terjadi ketika istirahat. Ketika saya dan teman saya, si Mazro sedang main netbook saya. Tiba-tiba si abak baru bertanya
“eh mbak, mbak kok disini cowoknya kok ‘secuil’ banget ya?”
Si Mazro bingung, ngeliatin saya.
“secuil itu apa?” tanya Mazro
“oh.. secuil itu sedikit” jawab saya ke Mazro
“ oh, iya.. cowoknya pada minat ke IPS” jawab saya ke anak baru
“oh.. “
“eh, kamu pindahan dari mana?”
“dari SMA 1 Bojong”
“oh.. Bojong? Mana itu?”
“Tegal”
Oh.. ternyata anak baru ini dari kota ngapak, Tegal. Hoho. Saya paham, saya ngerti, saya mengetahui. Tapi kok saya nggak pernah denger sama daerah yang yang namnya Bojong ya? saya pun tanya-tanya kepada anak baru tersebut. Si Mazro bingung dengan pembicaraan kami berdua. Dan saya pun tau dimanakah Bojong berada. Mblusuk mamen. Dia bukan anak kota. Ah saya nggak yakin ah kalo anak ini seperti yang dicugai Arfan. Anak beginian masa ngepil? Tegal nggak seperti Semarang atau Jakarta.
Ya harapannya sih gini, semoga si anak baru ini biasa-biasa saja. Dapat menyesuaikan dengan teman-teman terutama kami bertiga (saya, Dyah, Arfan), dan dapat menjadi kawan yang baik J
Kelas Baru
Wohoo~ saya kelas 12 lho sekarang.. jadi, saya adalah kakak kelasnya kakak kelas nggak ngerti? Ya sudah lupakan.
Dikelas 12 ini saya ngumpul lagi barena teman akrab saya waktu kelas 10. Ada Dyah, Refita, dan Arfan. Nah biar asik, kami memutuskan untuk duduknya berdekatan. Kecuali Refita. Waktu itu ada sesuatu yang membuat Refita sedikit menjauh soalnya. jadi tinggal aku, Dyah dan Arfan. Tadinya kami berencana untuk duduk bareng ditengah dan nomor dua dari depan, saya duduk sama Dyah dan Arfan duduk sama Yunita. Tetapi ternyata hasilnya tidak seperti yang direncanakan. Kami duduk di pinggir (deretan dari meja guru), urutan nomor 2 dari depan, dan Arfan nggak duduk sama Yunita. melainkan dengan anak baru, Wahyu.
Lhah? Kok bisa gitu? Karena eh karena kami kurang pagi berangkatnya.. padahal kami sudah berangkat sepagi mungkin. Tetapi masih aja kalah. Mereka yang dateng duluan pada berangkat subuh-subuh kali ya? Lalu, si Yunita kelamaan masuk kelasnya. Kebetulan kursinya kurang.
Jadi gini, saya kan duduk di bangku nomor 2 sedangkan Arfan duduk dibangku nomor 3. Bangku di sebelah kami sama-sama kosong. Si Dyah kelamaan datengnya. Padahal sudah bel masuk dan waktunya untuk upacara. Jadi, saya pun langsung bersiap keluar dan berkumpul dengan teman-teman yang lain. Waktu itu nggak sengaja ngelihat anak baru. Dia masuk ke dalam dan saya melihat dari luar. Dia tanya ke anak-anak kelas “ada yang kosong nggak?” tetapi tidak ada yang menjawab. Atau paling bilang “nggak tau” kasihan. Nah, ia melihat bangku yang kursinya masih kosong satu dan meletakan tasnya ke meja.
Waduh, kok dia naro tas disitu? Itu kan mejanya Dyah. Halah, nggak tau deh gampang entar. Pikirku.
Saya pun langsung menuju lapangan untuk upacara. Setelah upacara selesai dan menemukan Dyah, kami ngobrol
“eh, lama banget sih datengnya?” tanyaku
“halah, bangkumu yang mana to?”
“yang depannya Arfan lah”
“halah, nggak tau. Tasku aku taro di atas tasnya Arfan aja. Aku hapalnya tasnya Arfan”
“oh..”
“lha meja didepannya Arfan ada tasnya o”
“oh iya, tadi anak baru naro tas disitu. Entar gampang bilang lah”
Kami pun menuju ke kelas. Sampai dikelas, kami duduk, mengobrol dengan Arfan dan membiarkan tas si anak baru. Tak lama si anak baru datang dan bingung bahwa dikiramejanya, eh malah didudukin orang. Ia pun mengambil tasnya dengan tampang ngenes.
“disitu kosong nggak?” tanyanya pada Arfan
“eh..” Arfan melihat kami berdua
“..”menanti jawaban
“eh.. nggak.. eh.. kosng kosong” jawab Arfan dengan ragu dan tak ikhlas
Kemudian si anak baru langsung duduk di bangku sebelah Arfan. Saya dan Dyah manatap Arfan dengan tatapan aneh. Nah entar si Yunita gimana?
Bel masuk berbunyi. Wali kelas datang dan menyusun struktur organisasi kelas. Saya sempat di calonkan sebagai ketua kelas. Semprul. Sudah gitu yang ngasih suara hanya satu pula. Siapa itu yang ngomong? Siapa yang mengajukan? Tidak bertanggung jawab! Memalukan!
Lalu Yunita datang. Yunita bingung aku duduk dimana? Kok Arfan dengan yang lain? Arfan selingkuh! Mungkin begitu pikirnya. Oh nggak.
Karena kekurangan bangku, akhirnya Yunita duduk bertiga bareng saya dan Dyah. Solidaritas mamen.
Senin, 23 Juli 2012
I think I like a Peter Parker
Kalian pasti tau siapa itu Peter Parker kan? Bukan, dia bukan tukang ojek deket sekolah, melainkan seorang tokoh yang memerankan sebagai Spiderman. Pada hari Kamis tanggal 5 Juli 2012 saya memutuskan untuk nonton film yang paling saya tunggu-tunggu sekali yaitu The Amazing Spiderman. Tadinya saya bingung mau nonton sama siapa. Mau sama teman-teman kelas atau sekolah, memang rame-rame sih nontonnya, tapi pasti nanti saya cewek sendiri. Seperti ketika nonton The Avenger, nonton berempat dan saya cewek sendiri. Teman-teman saya yang cewek pada nonton Titanic. Mau sama kakak, eh dianya sibuk sama kuliahnya karena mau UAS. Mau sendirian, dikira ABG kesepian. Akhirnya saya ajak teman saya yang agak akrab sama saya di twitter, @emen (username disamarkan). Sedikit ragu sebenarnya kalau ngajakin orang yang agak lebih tua dari saya. Dia sudah kuliah sedangkan saya masih SMA dan lebih parahnya lagi kami belum pernah bertemu satu sama lain. Sinetron banget, kencan buta. Menurut saya, pola pikirnya itu berbeda. Tetapi saya tidak peduli yang penting saya bisa nonton. Saya ajak dia dan dia mau. Sangat bersyukur!
Kamis
Hari Kamis saya beli tiket nonton buat hari Jumat karena kayaknya nggak bakal dapet tiket nonton buat hari tersebut. Antrinya panjang banget. Habis beli tiket, saya bertemu sama tante terunyu saya, kang @emen. Saya nggak tau kenapa namanya jelek begitu. Kami sempat keliling mall dan memutuskan untuk ke Gramedia saja untuk mencari buku kebetulan buku yang saya punya udah bosan untuk saya baca. Dari Paragon mall ke Gramedia Amaris kami jalan kaki bagaikan gembel sambil membicarakan tentang stand up comedy. Saya tertarik sih tapi sayangnya karena masalah waktu, saya jadi tidak bisa selalu datang ke openmic atau event-event yang menyangkut tentang stand up comedy.
Di gramedia saya bingung karena nggak pernah ke Gramedia Amaris, biasanya saya pergi ke Gramedia Pandanaran. Disana saya beli satu buku recommended dari tante saya itu dan saya membaca-baca buku yang lain. Kami sibuk mencari dan melihat-lihat buku yang sedang kami buru.
Satu hal yang agak mengganggu saya dan itu tidak hanya dilakukan oleh beliau, yaitu memegang kepala saya alias dengan brutalnya menempatkan telapak tangan tepat di ubun-ubun saya. Saya tidak habis berfikir mengapa begitu banyak orang yang melakukan kegiatan itu terhadap saya. Apakah setelah memegang kepala saya, mereka langsung mendapatkan rejeki nomplok? Sepertinya tidak. Tapi yasudahlah karena saya sudah terbiasa diperlakukan seperti itu terutama terhadap om-pakdhe dan kakak saya, saya biasa saja ketika kepala saya dipegang oleh tante unyu tersebut. Oh ya jangan ditanya kenapa saya sebut beliau tante unyu, soalnya saya tidak tau, asal aja.
Jumat
Setelah daftar ulang dan tiduran dirumah saya pergi Paragon mall tepatnya ke XXI untuk nonton. Sesampainya di XXI, saya nggak nemuin sosok kang Emen. Akhirnya saya menunggu dan duduk sendirian sambil memasang wajah bete. Lama menunggu dan mendengar bahwa theatre 4 udah dibuka, saya langsung sms kang Emen. Ternyata ia baru sampai. Saya pun masih dengan setia menunggu. Cailah.
Akhirnya sosok kang emen pun muncul. Lagi-lagi penampilannya sama, bedanya kalo kemarin pake sepatu, sekarang dia pake sendal. Saya ngelihatin dia tapi dia nggak ngelihat saya. Tetapi mungkin dia merasa seperti dilihatin terus oleh seorang wanita yang mirip kuntilanak, akhirnya ia melihat saya dan memasang tampang aneh seperti ketika pertama bertemu, menurut saya tampangnya sangat menyebalkan sekali. Ingin sekali saya melindas mukanya dengan menggunakan sepeda gunung di rumah. Saya pun bangkit dari kubur dan menghampirinya. Eh, salah, bangkit dari duduk dikursi maksudnya. Saya menaiki eskalator dan langsung maksud ke dalam theatre. Tidak banyak bicara, tidak seperti ketika hari Kamis dimana keusilan saya kumat dan agak banyak bicara membuat kang Emen tersiksa sepertinya. Kasihan. Maaf. Sebenarnya saya orangnya pendiam, tetapi karena habis ketemu bokap nyokap dan kakak, sifat manja dan usil saya muncul. Maklum.
Saya duduk, diam, menatap layar dan merasa sepertinya kang Emen ngeliatin saya dengan pandangan aneh. Saya hanya bisa nutupin muka pake jaket dan menyuruh agar tidak melihat saya. Film pun mulai diputar, saya diam dan menikmatinya. Bagiannya pertamanya ngenes. Karena Peter ditinggal sama orang tuanya demi pekerjaan atau riset-riset apaan itu lah. Dan Peter pun dititipkan kepada Paman dan Bibinya.
Saya sempat nangis, (nggak tau deh kang Emen tau saya nangis atau tidak) karena itu hampir sama kayak Saya. Orang tua saya berada diluar kota demi pekerjaan. Papa tinggal di Brebes dan bekerja sebagai kontraktor di Tegal. Tadinya ada Mama yang terkadang menemani saya dirumah, tapi Mama ternyata mau pergi demi usaha yang dirintisnya dan saya bakal hidup alias dititipin ke Om dan Tante saya.
Karena kepepet dan mengalami gejala kekurangan dana, Saya rela ditinggal dan dititipin ke Om dan Tante saya bahkan saya rela berangkat sekolah naik sepeda.
Sebenarnya saya ingin seperti Peter Parker yang kalau pergi ke sekolah naik skateboard. Tapi masalahnya, saya nggak bisa naik skateboard dan kalau saya pergi ke sekolah pakai skateboard, belum apa-apa saya sudah kelindes truk.
Tadinya saya berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor atau diantar jemput oleh Mama. Tapi saya relain deh buat usaha yang sedang Mama rintis. So men~ maksud saya itu, kita harus merelakan apapun yang kita punya kepada orang tua kita demi sesuatu yang lebih baik. Toh itu barang yang membelikan orang tua kan? Lain lagi kalau kita beli dengan memakai uang kita sendiri dari hasil kerja kita. Nah kalau hasil nabung? Nabung dari uang yang dikasih orang tua kan? Sama aja. Sudahlah, lagipula kalau sukses kita juga yang bakalan seneng dan kalau pun susah karena nggak mau bantu kita juga ikutan susah.
Walaupun nasib atau perjalanan saya hampir mirip sama si Peter Parker, tapi saya nggak sepintar Peter Parker yang sangat suka terhadap Sains. Saya matematika saja dapet pas-pasan. Saya lebih suka makan bakso 2 mangkok sama es teh satu galon. Sebenarnya Saya lebih suka ke bidang teknologi. Disekolah saya paling suka mata pelajaran TIK dan Elektro. Oke mungkin kalian berfikir atau heran kenapa cewek suka sama Elektro. Saya juga nggak tau. Saya saja suka heran kenapa ada orang suka sama matematika
Kalau di The Amazing Spiderman, Peter itu didukung dan ditemenin oleh Gwen dalam membantu menggagalkan rencana Dr. Cunnors. Dengan cara Gwen pergi ke Oscorp tower untuk mengambil obat cair yang mirip sirup rasa melon dan memberikan obat tersebut kepada ayahnya serta meminta ayahnya untuk memberikannya kepada Peter. Kemudian ayah Gwen dengan kerennya menembak kadal-man dan memberikan ramuan tersebut kepada Spiderman. Kemudian Ayah Gwen mati. Dramatis.
Terkadang saya merasa pesimis dengan kemampuan saya. Yang saya ingin saat ini adalah saya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang saya impikan dengan masuk jurusan Teknik Elektro. Tapi terkadang saya sering merasa tidak yakin bisa mewujudkan keinginan saya tersebut. Saya lemah di Fisika dan Matematika. Tapi herannya bisa masuk jurusan IPA -_- Nilai saya memang agak tinggi untuk mata pelajaran TIK dan Elektro, tetapi matematika dan fisika juga diperlukan nilai yang cukup tinggi untuk dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri tersebut. Saya pernah bilang kalau saya tidak bisa masuk ke PTN tersebut, saya nggak mau kuliah. Tapi setelah dipikir-pikir itu hal yang sangat bodoh jika hal tersebut akan saya lakukan nantinya.
Saya sempat ingin masuk kedokteran agar nantinya saya bisa jadi dokter gigi. Tapi saya males sekolah lama-lama dan takut kepala saya keburu botak dan nggak ada yang mau meletakkan tangannya di atas kepala saya lagi.
Dalam kehidupan saya, saya juga butuh seorang ‘Gwen’. Tapi bukan Gwen beneran karena saya tidak lesbi, yang saya butuhkan melainkan seseorang yang bisa menjadi seorang Gwen untuk saya. Saya tidak meminta ‘Gwen’ yang ketika saya melawan para preman dan para copet di pasar deket sekolah dan minta si ‘Gwen’ untuk ngambil golok agar saya bisa menebas kaki preman tersebut. Tidak. Saya hanya ingin disemangatin ketika saya belajar. Ketika saya sedang malas belajar dan mengerjakan tugas. Walaupun hanya sebatas teman, apalagi teman yang spesial, hanya dikirimin sms “semangat semangat semangat! :D” saya sudah senang sekali dan bangkit dari perangkap kemalasan saya.
Dan saya nggak minta seperti Gwen yang minta bantuan Ayahnya untuk memberikan sirup rasa melon yang diambilnya dari Oscorp yang kalau di kehidupan saya itu ‘Gwen’ tersebut meminta bantuan Ayahnya untuk memberikan kunci jawaban ketika saya hendak Ujian. Tidak! Saya hanya minta satu tadi, semangatin saya!. Entah mengapa saya lebih semangat jika disemangati teman daripada keluarga. Dan saya yakin, pasti tidak hanya saya.
Saya juga butuh teman untuk mengisi waktu kosong saya. Saya sering banget kesepian. Saya memang sudah terbiasa, dari SD saya sama kakak juga sering ditinggal sama Mama Papa di rumah sendirian. Pernah juga ditinggal cuma sama pembantu. Untung pembantu-pembantu saya nggak ada yang sadis seperti yang di tipi-tipi itu.
Mungkin tidak hanya saya yang mengalami ini. Saya yakin terdapat banyak sekali anak yang merasakan hal seperti saya atau bahkan lebih parah. Tapi ingatlah kawan, orang tua ninggalin kita bukan berarti orang tua kita nggak sayang. Mereka ingin melakukan sesuatu yang terbaik untuk anaknnya walaupun harus mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama. So men~ jaga pergaulan dan jangan merasa frustasi dan berfikir bahwa nggak ada peduli dengan kalian. Apakah kalian tega melukai perasaan orang tua kita yang mengorbankan waktunya dan ternyata kitanya malah jadi rusak berantakan? Orang tua menjadi gagal dan merasa salah dalam memilih jalan hidup yang terpaksa mereka jalankan. Buset, kenapa saya jadi bijak begini? Tumben sekali lho ini.
Dan saya nggak akan menjadi seorang SPIDERMAN seperti Peter. Saya akan menjadi SiPInDtERMAN (sorry alay). Ya saya sih nggak hanya ingin menjadi anak yang pinter, saya lebih condong ingin menjadi orang yang berguna dan cerdas. Saya lebih memilih menjadi orang yang berguna dibanding orang sukses. Karena percuma saja menjadi orang yang sukses tetapi kesuksesannya itu tidak berguna. Raja ekstasi misalnya. Menurutku ekstasi nggak berguna dalam hal membangun rumah ataupun memasak. (Lha kan hidup nggak cuman membangun rumah dan memasak? | oh gitu ya? oke deh sorry, otak cetek). Tapi saya tetap memilih untuk menjadi orang yang berguna. Layaknya Spiderman yang berguna dalam melindungi masyarakat, saya berguna dalam menciptakan inovasi dan solusi baru untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam masyarakat di masa depan. Amin.
Kembali menulis
Yak! Saya mulai menulis blog saya yang udah bapuk ini. Sebenernya udah banyak draft-draft yang udah saya tulis tetapi endingnya selalu nggak selesai. Memang itu penyakit menahun saya. Dari SMP memang saya udah suka nulis, bahkan dari SD saya udah mulai suka nulis-nulis iseng apalagi setelah mendapatkan hadiah dari perlombaan mengarang cerita Scooby-Doo yang diadakan oleh sebuah stasiun TV swasta di Indonesia, ANTV. Gile! Dapet juara 1 saya! ini berkat bimbingan Mama dan kehendak Allah SWT pastinya. Alhamdulillah. (udah, nggak usah pamer Dew)
Oke, lanjut. Saya sempat merasa malas untuk posting-posting di blog saya ini karena saya sedang lebih aktif untuk posting blog bersama saya dengan teman-teman suatu kelas saya yaitu Lounge Pelajar. Tetapi tidak seperti yang saya bayangkan, teman-teman saya hanya awalnya saja semangat dan nyari hal-hal unik dan lucu yang nantinya bakal diposting di blog kami tapi mereka pada jarang mau nulis -_- beberapa postingan di blog tersebut memang paling banyak saya yang nulis. Apalagi banyak juga yang ngebaca postingan yang berada di blog kami yang membuat saya lebih bersemangat dan suka nulis di blog bersama dibanding blog saya sendiri. (walaupun saya yakin mereka itu mampir ke blog kami karena kesasar. Apalagi kalo pembacanya dari luar negeri. Saya yakin banget!)
Sampai akhirnya kami naik kelas dan kami yakin kami akan berpisah dan tidak mengurusi lagi blog kami pastinya --
Saya kembali menulis blog bapuk ini lagi. Ketika saya buka lagi blog saya ternyata udah banyak banyak kecoa dan tikus-tikus yang terperangkap didalam sarang laba-laba yang membalut tubuh mereka. Tampang-tampang mereka pun terlihat galau, mungkin sepertinya itulah cara mereka untuk bunuh diri dan keluar dari bayangan mantan dan kegalauan. Uhuy. Dan saya tidak akan memosting draft-draft yang sempat tulis dan disimpan di konsep karena saya malas untuk melanjutkannya – saya ingin memosting sesuatu yang baru terutama dalam kehidupan saya. Semoga Anda tertarik untuk membaca tulisan saya, semoga tarling (dangdut pantura) tetap jaya, dan Justin Bieber mau jadi pacar saya. Eh, maaf salah fokus! Thanks! J
Salam tarling.
Senin, 14 Mei 2012
Lomba Mading 3D
Kamis, 10 Mei 2012. Aku, Dicky, Fitri, Nela dan Ringgo mendapat tugas untuk mewakili sekolah Kami dalam lomba Mading 3D di Mading yang Kami bawa sudah jadi 80% dan yang 20% akan Kami buat dan Kami rangkai di tempat lomba tepatnya di Gedung Albertus UNIKA. Aku yang biasanya berangkat dari rumah jam 6.45 atau 6.50 pagi dengan terpaksa berangkat dari rumah 6.30 untuk membantu persiapan mading dan agar tidak telat datang. Sesampainya disekolah dan memarkurksn motorku, dan bergegas masuk untuk absen sidik jari. Ketika hendak aben sidik jari, aku melihat Fitri, Nela dan Bu Dahrotun yang sedang mengatur mading dan membicarakan apa deh gitu. Setelah aku absen, aku menghampiri mereka.
"gimana Bu?" tanyaku kepada Bu Dahrotun
aku lupa apa yang beliau katakan, pokoknya tentang mengurus mading tersebut dan menerangkan apa yang harus dilakukan ketika sampai di tempat lomba. Tiba-tiba Ringgo dan Dicky datang. Ringgo menyerahkan kamera digital kepadaku. Wow, jadi tukang poto dong nanti saya. Setelah kami bersiap dan mengecek bahan mading yang akan dibawa, kami disuruh berpamitan dan memnita doa restu kepada kepala sekolah. Tetapi karena sedang tidak ada, kami berpamitan kepada wakil kepala sekolah, kesiswaan dan guru0guru yang sedang berada di ruang waka. Setelah itu kami berangkat. Aku, Nela dan Fitri berangkat menaiki mobil sedangkan Ringgo dan Dicky berangkat mengendarai motor karena harus mampir untuk membeli bahan mading yang kurang.
setelah sampai di UNIKA, kami disambut oleh panitia lomba dan diantar ke tempat lomba tepatnya di gedung albertus lantai berapa itu lupa --. Kami meminta bantuan sopir dan keneknya untuk membawakan mading kami ke atas. Aku masih sibuk mengburn CD untuk presentasi mading karena ada yang ubah sedikit. Dan sangat menyebalkan karena laptopnya lemot sekali. disamping aku repot ngeburn, Nela registrasi ulang dan Fitri menata mading. Laptop lemotnya nggak selesai-selesai. panik. sudah jam 8 lebih sedangkan pengumpulan CD paling lambat jam 8.30 dan aku gugup. Aku masuk ke ruangan lomba dan meneruskan kegiatanku. Karena masih lemot, aku membantu Fitri dan Nela sibuk menelfon Ringgo menanyakan posisinya dimana. Lalu Nela pergi sepertinya menghampiri mereka. Aku kembali ke laptop. Masih lemot juga. Aku restart. Masih lemot lagi. Sampai Ringgo dan Dicky pun akhirnya datang. Lalu aku burn acak-acakan saja dan bilang
"nih udah. sekarang tempatnya CD mana?" tanyaku
tidak ada yang tau. dicari di tas, kardus, semua tidak ada. akhirnya aku mengambil sebuah kertas buram yang tak terpakai dan membungkus CD tersebut menggunakan kertas. Lalu ku serahkan pada.. pada siapa ya? lupa. kalo nggak Fitri ya Ringgo deh untuk menyerahkan CD tersebut kepda panitia. tak beberapa lama ketika aku merogah sakuku, aku menemukan tempat CD tersebut tadi. Bloon! pikirku. aku dan fitri yang mengetahui kejadian tersebut hanya bisa nyengir. dan menyembunyikan tempat CD tadi ke dalam kardus dan menyelesaikan mading.
"nih udah. sekarang tempatnya CD mana?" tanyaku
tidak ada yang tau. dicari di tas, kardus, semua tidak ada. akhirnya aku mengambil sebuah kertas buram yang tak terpakai dan membungkus CD tersebut menggunakan kertas. Lalu ku serahkan pada.. pada siapa ya? lupa. kalo nggak Fitri ya Ringgo deh untuk menyerahkan CD tersebut kepda panitia. tak beberapa lama ketika aku merogah sakuku, aku menemukan tempat CD tersebut tadi. Bloon! pikirku. aku dan fitri yang mengetahui kejadian tersebut hanya bisa nyengir. dan menyembunyikan tempat CD tadi ke dalam kardus dan menyelesaikan mading.
Ketika mading hampir selesai, Ringgo mulai bersih-bersih, dan lainnya merapikan dan mengecek isi mading. Dan jadilah mading 3D kami dengan konsep "Galeri Pohon Joho" dengan alasan Pohon Joho merupakan maskot sekolah kami, SMA Negeri 13 Semarang. ini dia
Mading 3D SMA Negeri 13 Semarang
kebetulan, kami berlima tidak malu-malu untuk berfoto alias agak narsis. Jadi Kami berfoto. sayang cahayanya kurang mendukung.
Wakil dari SMA Negeri 13 Semarang
Dewi, Ringgo, Dicky, Nela, Fitri (dari kiri)
Kebetulan, mading kami adalah mading yang sering dikunjungi, difoto, dan dikomentari oleh para pengunjung dan panitia. Spertinya semua merasa tertarik, kagum dan penasaran. cailah. Kami jadi yakin, paling tidak kami bisa mendapatkan Juara favorit. Kami melihat para peserta yang lain dan berkata
"wah, saingan kita para siswa yang jos! jos!" kata Nela setelah melihat badge sekolah para sekolah.
"udahlah.. optimis aja.. harus masuk 3 besar pokonya" kata gue
"masuk 2 besar!" kata Fitri
Kami begitu bersemangat. Kami berlima duduk dan melihat mading kami dan mading peserta lainnya. Bagus-bagus menurutku. Tapi tetap saja yang paling bagus punya Kami. Disamping itu, Bu Dahrotun yang khawatir dengan kammi bolak-balik menelfon tetapi nggak tau siapa yang salah, di telfon nggak ada suaranya. akhirnya ketika bu Dahrotun menelfon kami kembali tidak kami angkat.
Acaranya pun dibuka oleh 2 MC yang cowok aneh tapi menyenangkan sedagkan yang cewek garing menurutku. Mereka membuka acara dan menghampiri mading para peserrta satu-satu. Ketika sampai di stan mading kami, mereka bertanya siapa yang punya mading ini. Lalu mereka melihat kami yang sedang duduk dan aku melambaikan tangan. Dicky berdiri dan menghampiri mereka. Mereka melakukan tanya jawab dan sepertinya si Dicky sedikit agak bingung dan aku menyuruh Ringgo untuk menemaninya sampai akhirnya kami berlima menghampiri mereka. dan kami tanya jawab. menyenangkan. :) oh ya, MCnya waktu tanya jawab sama Dicky juga agak susah karena Dicky ketinggian :D
Setelah MC berkeliling dan memperkenalkan juri serta sambutan-sambutan, penilaian awal dimulai. Ada tiga juri. ketika juri pertama menghampiri stan kami, kami kecewa karena dalam menjawab pertanyaan masih gelagepan karena nggak tau dan nggak ada persiapan sama sekali jika nanti mau ditanyain beberapa pertanyaan mengenai tema dan mading kami. Kami merasa gagal. sambil menunggu juri yang kedua datang, kami berdiskusi mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan dari juri selanjutnya. Kami berhasil menjawab pertanyaannya walaupun tidak 100%. Sambil menunggu juri ketiga datang, kami mempersiaplan jawaban lagi. Juri ketiga datang aku mengajukan Ringgo untuk memulai menggambarkan mading dengan bercerita tentang mitos pohon joho tersebut. Juri ketiga ini seorang kakek. pasti ia sangat suka kalau diceritakan. dan tepat! lalu ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain dan kami secara bergantian mejwab bersama. kompak! asoy! setelah dinilai oleh ketiga juri kami kembali berdoa terutama Ringgo yang selalu berdoa setiap saat.
Kami duduk kembali dan sebagai hiburan kami diajak menari dan menyanyi Banana. Seperti anak TK menurutku. Lalu mencari kertas untuk ditukarkan sebagai doorprize yang katanya berada dibawah kursi. Dibawah kursiku tidak ada. kursi sebelah tidak ada. Lalu ketika Dicky pergi minum aku coba mengecek kursinya dan aku menemukan sebuah kertas. Aku menemukannya! Dicky kaget. padahal tadi dia ngecek nggak ada. dasar kurang teliti. Sekarang aku yang pergi minum. ternyata si Dicky dan Ringgo menemukan kertas lagi. dasar, yang lain paling dapet satu bahkan nggak dapet sama sekali, eh kita malah dapat 2. semoga hari itu adalah hari keberuntungan kami. Banyak juga yang mendatangi dan mengambil gambar mading kami lho :D
Lalu kami isoma. Disamping ISOMA Ringgo dan Dicky mengmabil doorprize. ternyata doorprizenya adalah konsultasi sama anak-anak psikolog UNIKA. ini dia
Waktu bincang-bincang
Setelah ISOMA, kami kembali ke gedung Albertus. Lagi-lagi Ringgo dan Dicky eksis. mereka ikutan di hipnotis. ini dia
Pengumuman 8 besar pun di serukan. Alhamdulillah, puji Tuhan mading sekolah kami masuk 8 besar.
Lalu kami mempresentasikan mading kami. Kami mendapatkan urutan ke-6. ketika kami maju presentasi, kami deg-degan. Kami dengan rasa percaya diri yang amat tinggi kami dengan mantapnya mempresentasikan mading kami. ini dia
langsung saja. setelah ke-8 kelompok peserta selesai mempresentasikan, kami dapat juara.
Senin, 07 Mei 2012
XXI
Minggu, 06 Mei 2012 aku bersiap untuk pergi ke cinema XXI di Paragon mall Semarang. Aku melihat 2 buah tiket film yang telah ku beli pada hari Jumat dan menatap jam dinding ternyata sudah jam 9.30 WIB lalu aku mencium ketekku yang membuatku sadar bahwa aku harus segera mandi. Setelah aku mandi, aku bersiap dan menunggu Riska menjemputku dan aku ijin kepada ibu, om dan nenek untuk pergi mengerjakan tugas. Tetapi tanpa diduga ketika Riska datang dan bertemu dengan ibuku ia bilang ia akan mengajakku pergi menonton film. Dan itu berbalik lurus sekali dengan ijin yang kuutarakan sebelumnya kepada ibuku.
Singkat kata aku pun langsung pergi bersama riska. Ketika di pom bensin, aku lupa membawa tiketku dan kami pun kembali kerumah untuk mengambil tiket. Ditengah perjalanan kami berhenti di pom bensin ngaliyan untuk menunggu Ida yang ingin ikut nonton film. Kami berangkat lebih awal karena agar Riska dan Ida tidak kehabisan tiket film Titanic 3D mereka. (nah terus 2 tiket tadi?) yang dua tiket tadi itu milikku dan temanku, Putra atau yang sering kusebut PaUs. Aku menonton tidak hanya bersama Paus melainkan juga bersama Ino dan temannya kalau tidak salah namanya Dika. Kami berempat akan menonton film The Avenger 3D dan diantara kami berempat akulah wanita satu-satunya. Yasudahlah.
Sesampainya di XXI Paragon Mall, kami langsung menuju ke XXI untuk membeli tiket Titanic 3D. Kami mengantri dan itu membuatku tidak nyaman karena seseorang dibelakangku mepet-mepet punggungku. Kurang ajar sekali bocah itu. Setelah membeli tiket, kami mondar-mandir naik dan turun keliling mall mencari tempat duduk dan minuman. Karena uang sedang tipis, aku sarankan untuk membeli air mineral botol kecil seharga 6000 rupiah. Tetapi ia menolak dan akhirnya Kami membeli minuman teh. Yang murah –
Kami kembali ke XXI dan duduk sambil menunggu jam tayang film. Selain itu aku juga menunggu PaUs dkk karena kami membuat janji untuk bertemu di XXI saja. Lama aku menunggu mereka tak kunjung datang. Sampai Riska pergi ke studio dan meninggalkan aku sendiri dibawah tepatnya di cafe XXI aku bolak-balik mencari dan mencari mereka di pintu masuk, loket antri tiket, bahkan di pojok ruangan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk ke atas berpikir mungkin saja mereka telah menunggu di depan studio. Namun mereka tidak ada malah aku menemukan Riska dan Ida dan aku menghampirinya. Lama aku menunggu takut jika kelewatan. Aku tak melihat mereka, mereka tidak melihat aku. Bingung. (dramatis ya? Tapi inilah kejadian sebenarnya) lama aku menunggu hingga Riska dan Ida meninggalkanku untuk yang kedua kalinya
“selamat tinggal Dewi, aku meninggalkanmu. Lebih baik aku kehilanganmu daripada filmku” katanya dengan melambaikan tangan dan berjalan meninggalkanku
Aku pasrah. Akhirnya ku telfon Ino, suaranya tidak jelas. Aku sms, tidak dibalas. Aku telfon berkali-kali hingga pulsaku habis, boros karena berbeda operator tetap tidak jelas. Lalu aku menunggu mondar-mandir mencari-cari lalu aku sms Ino lagi dimana posisi ia sekarang. Akhirnya ia membalas bahwa ia masih di Kalibanteng. WEH! MASIH JAUH BANGET! FILM UDAH MAU MULAI KENAPA MASIH DIKALIBANTENG???? Lalu ku balas untuk cepat menuju ke XXI. Ini menyebalkan sekali. Aku menunggu dan melihat antrian orang-orang yang akan masuk ke studio 4 untuk melihat film yang akan ku tonton. Sampai antrian tersebut habis, seluruh ruangan sepi yang tersisa hanya aku dan seorang lelaki berkepala botak seksi yang duduk didepan studio 4.
Semakin gelisah. Ingat kata-kata Ino yang “jika kita datang telat, lebih dari 15 menit maka tiket akan gosong” hah?? Bagaimana jika itu terjadi padaku? Uang 50.000 ku melayang tanpa kesan dan penuh kekecewaan! Hingga aku berpikir untuk masuk duluan tetapi bagaimana nanti dengan PaUs? Tiketnya yang bawa aku. Modar! Akhirnya ku putuskan untuk tetap menuggu sendiri dan berharap semoga belum 15 menit. Jika pun nanti akhirnya gosong, yasudahlah mungkin ini akibat saya korupsi uang SPP. Aku duduk sambil menatap tiket yang begitu dekat dengan api dan akan gosong, aku menoleh ke kiri, ke arah eskalator dan aku melihat 3 orang lelaki yang sedang berlari dan melihat ke arahku. Wow, bagaikan cahaya penuh harapan yang menghampiriku, menerangiku didalam kegelapan dan api yang akan membuat tiketku gosong.
Mereka berlari, menghampiriku, menyapaku dan meminta tiketku. Kami berempat langsung bergegas masuk kedalam studio, menyerahkan tiket, menerima kacamata 3D, dan mencari tempat duduk kami. Dengan tergesa-gesa Ino dan Dika langsung menuju ke atas sedangkan aku mencari-cari dimana aku dan PaUs harus duduk. Aku lupa dengan nomor kursi dan dibaris manakah tempat duduk Kami yang aku ingat kami berdua duduk ditengah. Aku melihat tiket tetapi tidak kelihatan karena gelap. Lalu aku melihat PaUs menerangi tiketnya di LED yang tepasang pada kursi. Menurutku, itu hal yang sedikit konyol. Tetapi tak apalah. Lalu kami pun dapat menemukan kursi Kami dan menikmati film.
(cerita filmnya nonton sendiri :D)
Film pun selesai. Kami tidak langsung keluar melainkan duduk dahulu menunggu antrian pintu keluar agak sepi. Setelah agak sepi, kami keluar dan ketika diluar kami berempat bingung mau kemana. Aku yang wanita sendiri, hanya bisa mengikuti para lelaki yang aneh ini. Pertama ke toilet, tapi saya tidak ikutan masuk ke dalam lho. Kedua di samping eskalator, lalu menuju sebuah tempat duduk. PaUs dan Ino duduk. Aku dan Dika tidak duduk karena disamping mereka ada orangnya. Ino berdiri, PaUs ikutan berdiri. Lalu mereka berdua duduk lagi. Ino berdiri lagi, Paus ikutan berdiri lagi. PaUs ini benar-benar tidak mempunyai pendirian. Disela itu, kami mengobrol tentang film dan alasan mengapa mereka terlambat dan membuatku menunggu lama. Sampai akhirnya orang-orang disamping mereka pergi dan membuat aku dan Dika dapat duduk disamping mereka. Aku duduk diantara Ino dan Putra, dan Dika duduk disamping Ino. Menunggu Riska dan Ida keluar. Saya tidak canggung karena mereka semua temanku dan saya lumayan akrab dengan mereka dan mereka baik terhadap saya. Walaupun terkadang mereka menyebalkan, tetapi yasudahlah.. aku anggap biasa saja dan tak pernah terjadi. Aku tidak marah dan benci terhadap siapapun sampai saat ini. Semua kuanggap biasa saja karena saya orangnya santai dan cuek. Apapun sikap dan perbuatan semua orang tidak saya permasalahkan. Keterlambatan mereka pun aku lupakan.
Saya merasa nyaman karena posisiku diantara mereka tidak membuat saya canggung dan hanya terdiam tetapi aku dapat ikut bebicara, bercerita dan tertawa. Mereka menceritakan tentang kekonyolan mereka ketika hendak menonton film seperti alasan mengapa mereka terlambat, yaitu karena Ino dan Dika tidak menemukan Putra ditempat yang mereka janjikan untuk bertemu sampai-sampai Ino dan Dika muter-muter tempat tersebut padahal Putra sudah stay ditempat tersebut. Ini konyol. Bagaimanakah cara mata mereka digunakan dan melihat kearah mana sajakah sampai-sampai mereka tidak mengetahui letak satu sama lain padahal mereka berada diposisi yang begitu dekat? Konyol.
Lalu ketika Ino mencari tempat duduknya. Karena gelap, ia sampai menabrak tembok studio. Lalu kesalah pahaman Putra yang memegang gagang tempat duduk bioskop, karena gagang tersebut empuk dan halus dikiranya bahwa yang dipegang dan di grepe-grepenya adalah paha orang. Pikirannya jelek duluan dia. Ckck. Lalu akibat pertnyaan Ino “sehabis ini mau kemana” dan kebiasaan Putra menjawab “kalau ke hatimu bagaimana?” itu membuat mereka terlihat seperti pasangan abnormal. Untung ada aku diantara Ino dan Putra. Jika tidak ada mungkin mereka akan langsung berpegangan tangan dan bilang “ih.. co cweeet” ini agak menjijkan. Aku dan Dika pun hanya dapat tertawa. Lalu ketidak sadaran mereka jika mereka tidak aku telfon jika film akan segera dimulai mereka mengendarai kendaraannya dengan amat santai dan lambat bagaikan keong jalanan. Benar-benar tidak elit sekali. Dan masih banyak obrolan yang dapat membuat kami tertawa. Sampai akhirnya, Riska dan Ida keluar dengan bercucuran air mata dan menghampiri kami. Kami hanya bertanya kepada mereka, “ehm.. siapa ya? kita pernah kenal?” tiba-tiba ponselku berbunyi, Fani memanggil. Suaranya nyaring sekali sampai-sampai telingaku keluar darah. Oh nggak deng. Suranya tidak jelas, lalu aku matikan. Tak beberapa lama, Fani menelfon lagi, nggak jelas. Aku tutup. Yang pasti jika tidak salah dengar, ia mengatakan bahwa ia sedang berada di starbucks.
Kami memutuskan untuk turun, keluar menuju cafe dimana Fani berada dan jika melihat Fani Kami akan hanya melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Paragon Mall. Setelah sampai diluar, kami tidak melihat Fani berada di starbucks. Mungkin mata Kami memang tidak jeli untuk mencari seseorang. Lalu Fani menelfonku kembali. Tidak jelas lagi dan aku suruh dia untuk sms. Dan jelas.. ternyata dia bertanya kepadaku “password wifi di Paragon mall itu apa?”. Jaelah, saya kira Fani melihat kami dan menyuruh kami masuk tetapi itu salah besar --
Kami masih bertanya kemana kami akan pergi. Riska mengajak untuk makan dahulu di KFC (maklum kantong pelajar, jadi makan yang murah). Tetapi Ino dan Dika mempunyai tujuan lain. Mereka ingin ke Sri Ratu untuk mencari dan mungkin membeli T-shirt. (ah, padalah saya tau kalau mereka tidak ingin ter”hipnotis” lagi untuk membeli CD di KFC ketika hari Jumat). Akhirnya, kami berpisah. Putra dan Ida langsung pulang kerumah, Ino dan Dika pergi ke Sri Ratu, dan aku bersama Riska bimbang antara ke KFC dulu atau langsung pulang. Namun akhirnya kami pulang dan sialnya ditengah perjalanan kami kehujanan. Sedikit basah, kami berteduh di sebuah mini market sambil bercerita kejadian tadi. Setelah reda, kami melanjutkan perjalanan dan sialnya lagi, ternyata daerah dekat rumah kami kering alias tidak hujan! Wow, ini menyebalkan sekali.
Sesampainya dirumah, sedikit perasaan takut dan canggung aku mengucapkan hati-hati dijalan dan semoga tidak dimarahi oleh Mamanya kepada Riska. Aku memasuki rumah. Aku melihat wajah ibu yang sedikit cemberut kepadaku. Aku kira ibu marah padaku karena aku pulang terlambat dan membohongi tentang aku akan mengerjakan tugas tetapi ternyata nonton film. Aku berjalan, mengucapkan salam, memberi alasan mengapa pulang terlambat, menaruh helm dan pergi ke kamar. Tiba-tiba ibu memasuki kamar. Aku langsung deg degan dan berfikir, pasti Mama mau bertanya aku kerja kelompok atau nonton film. Tetapi tanpa di duga, ternyata Mama malah meberikanku sebuah tahu goreng yang tidak lagi hangat dan ia pergi.
memakannya aku pergi mandi sambil berfikir bagaimana kalau nanti Mama bertanya seperti itu kepadaku? Sampai-sampai aku keliru, tanpa sadar aku mencuci rambutku menggunakan sabun cair.
Satu harapan, semoga Mama tidak bertanya soal ini kepadaku.
Sekian.
Langganan:
Postingan (Atom)